Selayang Pandang
Daya tarik Pantai Pelabuhan Ratu ialah kondisi gelombang air lautnya cukup cocok bila digunakan untuk olahraga surfing, sebab ketinggian gelombangnya cukup stabil. Dengan kondisi air yang seperti itu, maka di pantai ini terdapat beberapa tempat surfing yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu Batu Guram, Karang Sari, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh, dan Ujung Genteng. Beberapa tempat surfing tersebut ramai dikunjungi para wisatawan tepatnya pada bulan Mei hingga Oktober, saat kondisi ombak sedang tinggi.
Selain cocok sebagai tempat surfing, Pantai Pelabuhan Ratu juga menyuguhkan keindahan alam berupa batu-batu karang yang menjorok ke laut. Di atas batu karang ini, wisatawan dapat duduk-duduk sambil memancing atau sekedar melihat cipratan air laut yang menerjang bebatuan yang mirip dengan butiran mutiara. Dari atas batu karang itu, pelancong juga dapat melihat kapal-kapal nelayan yang sedang mencari ikan tampak dari kejauhan. Kapal-kapal itu terlihat kecil-kecil bagaikan perahu mainan anak-anak yang sedang terapung.
Setelah puas menyusuri keindahan Pantai Pelabuhan Ratu, wisatawan dapat menjajal aura mistik yang terdapat di Samudera Beach Hotel yang berada sekitar 300 meter dari pantai ini. Di dalam hotel itu terdapat cerita mistik tentang keberadaan kamar No. 13 yang konon menjadi persinggahan Ratu Laut Selatan, “Nyai Roro Kidul”. Kamar ini sering dijadikan sebagai tempat bersemedi meminta ketenangan batin dan berkah dalam hidup. Di kamar itu, wisatawan juga boleh melakukan semedi atau sekedar melihat-lihat suasana kamar yang disakralkan tersebut. Begitu memasuki ruangan itu, pelancong akan dikejutkan dengan suasana mistik dan desain ruangan yang didominasi dengan warna hijau. Konon, warna itu merupakan kesukaan Nyi Roro Kidul. Selain warnanya, aksesoris-aksesoris di kamar itu juga menggambarkan suasana Istana Pantai Selatan yang cukup megah.
Di kawasan obyek wisata Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal dengan adanya ritual tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat, yaitu ritual mandi suci atau Ngabungbang. Kata ngabungbang berasal dari “Nga” yang berarti ngahijikan (menyatukan) dan “bungbang” yang berarti membuang atau membersihkan. Secara umum, ritual ini berarti mandi suci untuk menghilangkan unsur-unsur buruk, baik lahir maupun batin. Selain itu, ritual ini juga dimaksudkan sebagai sarana dalam memohon ampunan Tuhan, meminta kekuatan agar tercapai segala cita-cita, serta mengharapkan peningkatan kualitas hidup penuh kemakmuran. Tradisi tahunan ini diselenggarakan pada malam hari (mulai pukul 24.00 WIB) saat bulan purnama tanggal 14 di bulan Maulud, dan berlokasi di muara Sungai Cisukawayana, Pantai Pelabuhan Ratu.
Kawasan wisata ini juga dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan (TPI) yang menjual berbagai macam ikan laut seperti cakalan, layur, cumi-cumi, bawal, udang, dan lain-lain dalam kondisi masih segar. Pelancong dapat membawa pulang ikan-ikan laut itu untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung proses pendaratan kapal para nelayan dari melaut, dapat berkunjung ke tempat pelelangan ikan sekitar pukul 11.00—13.00 WIB. Pada jam-jam tersebut biasanya para nelayan sedang mendaratkan kapal-kapalnya.
Jika pelancong ingin melanjutkan berwisata mengelilingi Kabupaten Sukabumi, terdapat obyek wisata lain yang tak kalah menarik, yaitu Pantai Karang Hawu yang terletak sekitar 20 km dari Pantai Pelabuhan Ratu. Pantai ini konon merupakan lokasi istana Nyai Roro Kidul.
Lokasi
Akses
Harga Tiket
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Pelabuhan Ratu, itulah nama pantai yang terletak kurang
lebih 60 km arah selatan Kota Sukabumi ini. Pantai ini merupakan salah satu
obyek wisata kebanggaan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Obyek wisata
ini cukup terkenal berkat panorama alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan
hamparan pasirnya yang luas.
Di samping keindahan alamnya, Pantai Pelabuhan Ratu juga
terkenal dengan pesta laut, yaitu melarungkan kepala kerbau dan sesaji lainnya
ke tengah laut. Tradisi ini diselenggarakan oleh para nelayan setempat setiap
tanggal 5 April setahun sekali. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan atas anugerah yang telah diberikan berupa hasil tangkapan ikan.
Acara pesta laut ini biasanya disertai pula dengan berbagai kegiatan seperti
bakti sosial, lomba-lomba, dan pementasan hiburan (wayang, dangdut, drumband,
tari-tarian, dan lain-lain). Tradisi ini berlangsung selama 2 hari satu malam.
Untuk mengikuti acara tersebut tidak dipungut biaya.
Tempat ini memang sangat memiliki daya tarik.
Sampai-sampai proklamator RI Soekarno mendirikan sebuah tempat peristirahatan
pada tahun 1960 di Renjo Resmi. Atas inisiatifnya pula, kemudian didirkan
Samudera Beach Hotel, yang merupakan salah satu hotel mewah yang terdapat di
Pelabuhan Ratu yang masa pembangunannya hampir berbarengan dengan Hotel
Indonesia, Bali Beach Hotel.
Pantai ini
juga mengasyikkan untuk menjadi tempat berselancar. Di seputar Palabuhan Ratu,
paling tidak ada sembilan titik lokasi untuk berselancar, yaitu di Batu
Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset
Beach, Ombak Tujuh sampai Ujung Genteng. Masing-masing pantai mempunyai ombak
dengan karakteristiknya sendiri. Bagi Anda yang berminat, bisa kapan saja untuk
berkunjung ke Pelabuhan Ratu ini.
Daya tarik Pantai Pelabuhan Ratu ialah kondisi gelombang air lautnya cukup cocok bila digunakan untuk olahraga surfing, sebab ketinggian gelombangnya cukup stabil. Dengan kondisi air yang seperti itu, maka di pantai ini terdapat beberapa tempat surfing yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu Batu Guram, Karang Sari, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh, dan Ujung Genteng. Beberapa tempat surfing tersebut ramai dikunjungi para wisatawan tepatnya pada bulan Mei hingga Oktober, saat kondisi ombak sedang tinggi.
Selain cocok sebagai tempat surfing, Pantai Pelabuhan Ratu juga menyuguhkan keindahan alam berupa batu-batu karang yang menjorok ke laut. Di atas batu karang ini, wisatawan dapat duduk-duduk sambil memancing atau sekedar melihat cipratan air laut yang menerjang bebatuan yang mirip dengan butiran mutiara. Dari atas batu karang itu, pelancong juga dapat melihat kapal-kapal nelayan yang sedang mencari ikan tampak dari kejauhan. Kapal-kapal itu terlihat kecil-kecil bagaikan perahu mainan anak-anak yang sedang terapung.
Setelah puas menyusuri keindahan Pantai Pelabuhan Ratu, wisatawan dapat menjajal aura mistik yang terdapat di Samudera Beach Hotel yang berada sekitar 300 meter dari pantai ini. Di dalam hotel itu terdapat cerita mistik tentang keberadaan kamar No. 13 yang konon menjadi persinggahan Ratu Laut Selatan, “Nyai Roro Kidul”. Kamar ini sering dijadikan sebagai tempat bersemedi meminta ketenangan batin dan berkah dalam hidup. Di kamar itu, wisatawan juga boleh melakukan semedi atau sekedar melihat-lihat suasana kamar yang disakralkan tersebut. Begitu memasuki ruangan itu, pelancong akan dikejutkan dengan suasana mistik dan desain ruangan yang didominasi dengan warna hijau. Konon, warna itu merupakan kesukaan Nyi Roro Kidul. Selain warnanya, aksesoris-aksesoris di kamar itu juga menggambarkan suasana Istana Pantai Selatan yang cukup megah.
Di kawasan obyek wisata Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal dengan adanya ritual tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat setempat, yaitu ritual mandi suci atau Ngabungbang. Kata ngabungbang berasal dari “Nga” yang berarti ngahijikan (menyatukan) dan “bungbang” yang berarti membuang atau membersihkan. Secara umum, ritual ini berarti mandi suci untuk menghilangkan unsur-unsur buruk, baik lahir maupun batin. Selain itu, ritual ini juga dimaksudkan sebagai sarana dalam memohon ampunan Tuhan, meminta kekuatan agar tercapai segala cita-cita, serta mengharapkan peningkatan kualitas hidup penuh kemakmuran. Tradisi tahunan ini diselenggarakan pada malam hari (mulai pukul 24.00 WIB) saat bulan purnama tanggal 14 di bulan Maulud, dan berlokasi di muara Sungai Cisukawayana, Pantai Pelabuhan Ratu.
Menurut pengakuan masyarakat setempat, pada awalnya
tradisi ini diciptakan oleh Raja Hyang Brahma dari Kerajaan Medang Gali
(galih/galuh) pada tahun 175—205 M. Ritual ini kemudian diteruskan oleh Prabu
Siliwangi dari Kerajaan Padjadjaran dan berkembang hingga sekarang.
Kawasan wisata ini juga dilengkapi dengan tempat pelelangan ikan (TPI) yang menjual berbagai macam ikan laut seperti cakalan, layur, cumi-cumi, bawal, udang, dan lain-lain dalam kondisi masih segar. Pelancong dapat membawa pulang ikan-ikan laut itu untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung proses pendaratan kapal para nelayan dari melaut, dapat berkunjung ke tempat pelelangan ikan sekitar pukul 11.00—13.00 WIB. Pada jam-jam tersebut biasanya para nelayan sedang mendaratkan kapal-kapalnya.
Jika pelancong ingin melanjutkan berwisata mengelilingi Kabupaten Sukabumi, terdapat obyek wisata lain yang tak kalah menarik, yaitu Pantai Karang Hawu yang terletak sekitar 20 km dari Pantai Pelabuhan Ratu. Pantai ini konon merupakan lokasi istana Nyai Roro Kidul.
Lokasi
Pantai Pelabuhan Ratu terletak di Kecamatan Pelabuhan
Ratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, Indonesia.
Akses
Untuk berkunjung ke Pantai Pelabuhan Ratu, perjalanan
dapat menggunakan kendaraan umum (bus) dari Terminal Bogor. Dari terminal ini,
pelancong naik bus jurusan Bogor—Sukabumi dengan tarif sekitar Rp 15.000.
Kemudian setelah sampai di Terminal Sukabumi, naik bus jurusan
Sukabumi—Pelabuhan Ratu dan turun di lokasi (November 2008).
Harga Tiket
Untuk dapat masuk ke kawasan obyek wisata Pantai
Pelabuhan Ratu, setiap pengunjung akan dikenai biaya masuk sebesar Rp 2.000 per
orang (November 2008).
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Fasilitas yang terdapat di obyek wisata pantai ini antara
lain mushala, area parkir yang cukup luas, taman bermain anak, tempat
bersantai, dan beberapa warung makan yang menjual berbagai macam makanan dan
minuman. Selain itu, ada juga kios-kios pakaian, suvenir, dan oleh-oleh khas
Sukabumi. Bagi wisatawan yang membutuhkan fasilitas penginapan, terdapat
berbagai macam losmen dan hotel di kawasan wisata tersebut, mulai dari hotel
kelas melati sampai kelas berbintang. Fasilitas pendukung lainnya ialah
restoran, penjaga keamanan (SAR), dan peta informasi wisata.